BERSIH ITU CANTIK, TAPI CANTIK BELUM TENTU BERSIH....


Mikroba dan kosmetik
“kosmetik tidak bisa dilepaskan dari aktifitas kita, dirumah..., di tempat kerja, kemanapun kita pergi kosmetik selalu ada di tas khususnya perempuan...,
Seperti yang diketahui di alam sekitar kita sangat banyak mikroorganisme yang tidak tampak oleh mata telanjang. Mikroorganisme yang kita kenal sangat beraneka ragam, ada yang bersifat saprofitik, parasitik atau bahkan bersifat pathogen.Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa dunia ini atau lingkungan sekitar kita serta barang-barang yang akrab dengan manusia seperti kosmetik tidak terbebas dari yang namaya mikroorganisme dan semua itu tidak terlepas dari sifat yang ada pada mikroorganisme tersebut.
Kosmetik merupakan komoditi yang digunakan oleh hampir setiap masyarakat dari balita sampai sampai orang tua. Kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat yang keberadaannya tidak bisa dikesampingkan dari masyarakat Indonesia. Namun produk kosmetik yag dikemas dengan begitu rapi dan cantik lantas menimbukan anggapan bahwa kosmetik tersebut sudah bebas dari mikroba,  Kualitas mikroorganisme dari sediaan kosmetik  merupakan suatu masalah yang sangat penting untuk diperhatikan karena sediaan tersebut memakan waktu yang cukup lama, baik dalam penyiapan ataupaun dalam peredaran sebelum sampai kepada konsumen. Pada waktu penyimpanan dan peredaran kosmetik tersebut kemungkinan terjadi pertumbuhan mikroorganisme tertentu didalamnya, terutama bila ditinjau dari pemakaian bahan-bahan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme dan juga syarat-syarat higienis dan sanitasi yang kurang diperhatikan. Pencemaran mikroba pada kosmetik dapat berasal dari air, bahan baku yang digunakan, serta tempat penyimpanan. Pencemaran mikroba yang sering terjadi adalah pencemaran jamur. Pencemaran jamur ini menjadi indikasi yang penting karena kosmetik digunakan terus menerus dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu, Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan kelembaban yang tinggi sehingga memungkinkan jamur ataupun mikroorganisme lain dapat tumbuh dan berkembang biak. Pada tahun-tahun terakhir ini sediaan kosmetik oleh  industri dibuat secara besar-besaran. Dengan demikian sediaan kosmetik memakan waktu yang cukup lama baik dalam penyimpanan maupun dalam peredarannya. Yang akan memberi kemungkinan timbulnya beberapa mikroba di dalamnya. Adanya mikroba tersebut dalam kosmetik tidak dikehendaki, karena dapat menyebabkan terjadi perubahan-perubahan karakter, atau terjadi perubahan komposisi bahan yang digunakan. Selain itu juga dari jenis mikroba patogen dapat menyebabkan penyakit infeksi pada konsumen. Apabila ditinjau dari pengaruhnya terhadap sediaan stabilitas kosmetik, maka kontaminasi mikroorganisme dapat menurunkan kualitas sediaan kosmetik tersebut atau terjadi perubahan rasa, warna, bau spesifik, bercak-bercak miselium, kekeruhan warna, perubahan pH, dan lain-lain.
Bahan-bahan yang peka terhadap serangan mikroorganisme adalam polimer organik, Polimer organik biasa digunakan sebagai zat pengental atau pensuspensi. Adanya enzim menyebabkan depolimerisasi. Contoh polimer organik adalah : amilase, pektinase, dan protease serta minyak dan lemak.
Serangan mikroorganisme terjadi apabila terdapat kandungan air walaupun hanya satu tetes, dan terjadi proses lipolitik, seperti yang terjadi pada gliserol dan asam lemak yang mengalami oksidasi sehingga menyebabkan timbulnya bau. Kebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu kerja lokal dan yang semacam itu, diformula untuk melengkapi kerja lokal yang diperpanjang dengan absorpsi yang paling sedikit. Obat-obat yang dipakai pada kulit, untuk kerja lokal, termasuk antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal, emoliens kulit dan pelindung yang melawan keadaan yang disebabkan lingkungan, seperti akibat dari matahari, angin, hama dan zat-zat kimia yang merangsang. Untuk maksud-maksud ini obat paling umum diberikan dalam bentuk salep dan sediaan setengah padat seperti krim dan pasta, sebagai bubuk kering padat, semburan aerosol, atau sebagai sediaan cair seperti atau lotion.
Mikroorganisme dalam kosmetik dapat menyebabkan pembusukan atau perubahan kimia dalam produk tersebut dan mungkin dapat membahayakan kosmetik, konsumen perawatan kesehatan , kecantikan, dan pribadi produk. Untuk produsen produk kosmetik dan perawatan pribadi, penting untuk memastikan bahwa produk mereka bebas dari mikroorganisme patogen (berbahaya) dan aman untuk digunakan konsumen. Kemungkinan pada produk tersebut dapat ditumbuhi mikroorganisme sehingga dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter aktifitas dan jika mikroorganisme tersebut pathogen dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang dapat membahayakan konsumen hal ini disebabkan karena pada umunya semua sediaan kosmetik kontak langsung dengan kulit konsumen.
Koloni jamur yang dapat tumbuh dan berkembang dalam kosmetik antara lain, Aspergillus sp., Penicilium sp., Fosarium sp., Sacharomyces sp., Mucor sp., dan Rhizopus sp. Untuk tumbuh dan berkembang biak jamur  membutuhkan sumber kelembaban, sumber karbon, serta temperatur yang cocok. Dalam proses produksi sendiri sebenarnya beberapa kosmetik biasanya sudah diberi tambahan pengawet sehingga kosmetik tersebut tidak mudah di tumbuhi mikroba. Pengawet yang digunakan umumnya golongan paraben yaitu metil paraben dan etil paraben. Penelitian dari para ahli mikrobiologi memperlihatkan adanya keterbatasan efektivitas dari pengawet tersebut karena beberapa kosmetik yang telah di uji di lab ternyata masih mengandung jamur atau mikroorganisme.
   
Aspergillus sp.                               Sacharomyces sp. 

   
 Rhizopus sp.                                    Penicillium sp.
Suatu mikroorganisme yang bersifat pathogen berarti dapat menimbulkan penyakit, maka untuk mengatasinnya, berusaha untuk memperoleh sediaan atau obat yang dapat mengendalikan mikroorganisme penyeabab oenyakit tersebut, seperti obat-obat anti mikroba (misalnya : antibotika, antiseptika, desinfektansia dan zat-zat yang bersifat sebagai preservative). Dalam hal ini dibutuhkan sediaan farmasi atau obat bagi konsumen yang memperlukan control kualitas yang cukup ketat serta kuantitas mikroorganisme yang memenuhi syarat. Bila hal ini tidak diperhatikan akan menyebabkan hal-hal yang tidak diingikan seperti alergi yang menyebabkan bahaya bagi konsumen lainnya. Demikian pula halnya dengan alat-alat kesehatan yang berhubungan langsung dengan bagian tubuh manusia perlu dilakukan kontrol kualitas terutama yang berhubungan dengan sterilitasnya.
Berdasarkan peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan tentang persyaratan cemaran mikroba dan logam berat dalam kosmetika. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Persyaratan cemaran mikroba:


                 Persyaratan



Pengujian



kosmetika untuk:
i.                    Anak di bawah 3 (tiga) tahun.
ii.                  Area sekitar mata
iii.                Dan membran mukosa
Kosmetika selain untuk:
i.                    Anak di bawah umur 3 (tiga) tahun
ii.                  Area sekitar mata
iii.                Dan membran mukosa
Angka Lempeng Total (ALT)
Tidak lebih dari 5 x 102 koloni/g atau koloni/mL
Tidak lebih dari 103 koloni/g
atau koloni/mL
Angka Kapang dan Khamir (AKK)
Tidak lebih dari 5 x 102 koloni/g atau koloni/mL
Tidak lebih dari 103 koloni/g
atau koloni/mL
P. aeruginosa
Negatif per 0,1g atau 0,1 mL sampel (contoh uji)
Negatif per 0,1g atau 0,1 mL
sampel (contoh uji)
S. aureus
Negatif per 0,1g atau 0,1 mL
sampel (contoh uji)
Negatif per 0,1g atau 0,1 mL
sampel (contoh uji)
S. albicans
Negatif per 0,1g atau 0,1 mL
sampel (contoh uji)
Negatif per 0,1g atau 0,1 mL
sampel (contoh uji)
 


Pentingnya menjaga kebersihan diri lingkungan serta benda-benda di sekitar kita menjadi prioritas jika kita tahu banyak sekali mikroorganisme yang dapat menimbulkan kerugian. “Mencegah lebih baik daripada mengobati”.

Daftar pustaka
Anonim, 2012. “Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Terapan”. Universitas Islam Indonesia : Makassar
Etjang, Indah. 2003. Mikrobiologi & Parasitologi”. PT. Citra Aditya Bakti : Bandung
Raini, M. http://ejournal.litbang.depkes.go.id diakses pada tanggal 23 April 2015, pukul 17.20 WIB
Anonoimhttp://notifkos.pom.go.id/bpomnotifikasi/document_peraturan/NOMOR%20HK.03.1.23.07.11.6662%20TAHUN%202011%20tentang%20Cemaran%20Mikroba%20dan%20Logam%20Berat.pdf diakses pada tanggal 23 April 2015, pukul 17.15 WIB

Komentar

  1. berdasarkan paparan dari artikel diatas, bahwa penggunaan kosmetik yang terkontaminasi jamur (agen patogen) akan menimbulkan efek samping pada kulit. biasanya, dalam proses produksi sendiri sebenarnya beberapa kosmetik biasanya sudah diberi tambahan pengawet sehingga kosmetik tersebut tidak mudah di tumbuhi mikroba. nah, apakah bahan pengawet yang diberikan pada kosmetik tersebut memiliki pengaruh pada kulit? dan bagaimana cara mengatasinya ? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahan pengawet yang digunakan di dalam kosmeti bermacam-macam ada yang sintetik dan ada yang sintetik. Beberapa bahan pengawet yang digunakan selama ini adalah formalin, asam benzoat dan sebagai antioksidan adalah BHT, BHA, TBHQ dan lain-lain bersumber dari bahan minyak bumi atau sintesis (Deiana M, 2003; Freidon Shahidi, 2003). Penggunaan bahan pengawet dan antioksidan sintetis pada saat ini tidak direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan karena diduga dapat menyebabkan penyakit kanker (Carcinogenic Agent) (Hernani; Mono Raharjo, 2005). cara untuk mengatasi alergi atau kelainan dari penggunaan kosmetik tersebut tentunya setelah menghindari kosmetik yang berbahay tersebut, penderita bisa konsultasi kepada dokter kulit agar diberi obat-obat antibiotik agar mencegah pertumbuhan mikroba yang menyebabkan infeksi dan sebagainya. Terimakasih :)

      Hapus
  2. Seperti yang kita ketahui bersama, makhluk hidup membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Makanan tersebut dapat berupa karbon (karbohidrat), protein, lemak, dan lain sebagainya. Bagaimanakah mikroorganisme dapat hidup dan berkembang di dalam kosmetik ? apakah di dalam kosmetik tersebut terdapat unsur-unsur karbon (karbohidrat), protein, lemak, dan lain sebagainya yang dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroba tersebut ? terimakasih

    BalasHapus
  3. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kosmetik anatar lain adalah polimer organik, Polimer organik biasa digunakan sebagai zat pengental atau pensuspensi. Adanya enzim menyebabkan depolimerisasi. Contoh polimer organik adalah : amilase, pektinase, dan protease serta minyak dan lemak. yang dimana bahan-bahan tersebut merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme ataupun jamur. Terimakasih :)

    BalasHapus
  4. Melihat artikel diatas menimbulkan sebuah pertanyaan mengenai perkembangan mikroba di dalam kosmetik, Adakah faktor penghambat pertumbuhan mikroba didalam kosmetik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih saudara abdan atas pertnyaanya
      tentu ada bahan -bahan pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, ada dari sintetin seperti asam benzoat dan lain-lain dan non sintetis ( pengawet alami)

      Hapus
  5. dari artikel diatas, benar-benar sangat berbahaya ya penggunaan kosmetik, sekarang pertanyaan saya, dari beberapa banyak produk kosmetik, dari yang murah hingga mahal banget. apakah kosmetik murah dan mahal itu memiliki perbedaan dari segi kesehatan dan kandungan mikroorganisme didalamnya? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih chusna untuk pertanyaanya...dilihat dari mahal atau murahnya harga kosmetik tidak menjamin akan kebersihan kosmetik tersebut, sebab kebanyakan kosmetik sama-sama di simpan dalam jangka waktu yg relatif lama oleh sebab itu...sebagai pengguna kosmetik harus lah cerdas dalam memilih kosmetik dapat dilihat dari komposisi nya, tgl produksi serta tgl kadaluarsanya..

      Hapus
  6. Terimakasih atas jawabnnya saudari Nihayatu Thoyyibah, sangat bermanfaat sekali terkait penggunaan kosmetik yang harus benar-benar sesuai dengam kondisi kulit dan tanpa bahan pengawet.

    BalasHapus
  7. wahh,, Artikel ini harus dibaca oleh semua perempuan ni Bu Niha,, boleh saya share ya,, agar perempuan bisa cantik dan sehat.. hihi

    saya ingin bertanya nii Bu Niha,, Ada kosmetik yang dapat menyebabkan jerawat?,, apakah jerawat tersebut juga berasal dari mikroba dalam kosmetik itu?
    , terimakasih kaka niha. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari pertanyaan endah, saya ingin menambahkan.
      sebenarnya jerawat itu timbul karena 2 hal yaitu karena faktor internal dan faktor external.
      1. Faktor internal
      Yaitu faktor yang berasal dari dalam tubuh. Jerawat yang timbul pada wajah dapat diakibatkan oleh faktor genetik dan hormonal. Jerawat yang timbul akibat faktor internal ini ladies agak susah untuk di intervensi atau dicegah karena timbul secara alamiah. Contoh jerawat karena faktor hormonal yaitu jerawat yang timbul saat menjelang menstruasi, setelah menstruasi, dan kehamilan. Sedangkan faktor genetik yaitu jerawat yang diturunkan dari orang tua, biasanya jerawat karena genetik ini agak sukar untuk di hilangkan.

      2. Faktor external
      Yaitu faktor yang berasal dari luar tubuh. Faktor external ini bermacam-macam ladies, beberapa diantarnya yang paling sering menyebabkan timbulnya jerawat yaitu;
      – Personal hygiene yang kurang
      kebiasaan malas membersihkan wajah atau permukaan kulit yang lain dapat menjadi faktor pemicu timbulnya jerawat. Sebab debu, kotoran ataupun bakteri yang menempel pada permukaan kulit jika tidak dibersihkan dapat menyumbat pori-pori. Pori-pori yang tersumbat inilah yang mengakibatkan iritasi pada daerah sekitarnya hingga timbullah jerawat. Sama halnya dengan jerawat yang tumbuh di daerang punggung, yang timbul akibat adanya bakteri yang berkembang biak. Untuk mencegahnya diperlukan kesadaran akan personal hygiene seperti rajin membersihkan badan dan mengganti pakaian dalam 2 kali sehari.
      – Jenis makanan yang dikonsumsi
      Ladies, tahukah bahwa ada beberapa jenis makanan yang dapat memicu timbulnya jerawat? Yups, tentu saja ladies, makanan yang tidak sehat seperti makanan yang diawetkan, minuman berkarbonasi, makanan berlemak serta makanan yang terlalu manis (pemanis buatan) dapat membuat kulit rentan terhadap timbulnya jerawat. Sebab makanan-makanan tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang tidak baik bagi kesehatan tubuh. Jadi, tidak benar bahwa “makan kacang tumbuh jerawat”, justru kacang-kacangan mengandung protein nabati dan vitamin e yang baik buat kulit, kecuali ada beberapa orang yang alergi terhadap kacang/protein nabati.
      – Pola hidup yang tidak sehat.
      Point ini juga berpengaruh pada resiko timbulnya jerawat ladies. Pola hidup yang tidak sehat itu seperti, kebiasaan merokok, begadang, konsumsi kafein yang berlebihan, konsumsi fast food, gorengan serta makanan yang mengandung MSG.
      – Pemilihan kosmetik
      Ladies, bagian ini juga harus diperhatikan, sebab pemilihan kosmetik yang tidak tepat sangat berbahaya bagi wajah. Bukan hanya menimbulkan jerawat bila kosmetik tersebut tidak cocok dengan jenis kulit, juga dapat menimbulkan iritasi dan efek seperti terbakar.
      Nah ladies, hal-hal di atas tadi sangat berpengaruh dalam timbulnya jerawat karena dapat mengganggu proses metabolisme tubuh dan proses detoksifikasi, dimana bila proses ini terhambat dapat membuat bakteri penyebab jerawat berkembang biak di dalam kelenjar yang tersumbat dan menimbulkan iritasi hingga timbullah jerawat.

      Hapus
    2. penjelasan dikutip dari http://wajahjerawat.com/20-penyebab-jerawat-berdasarkan-faktor-internal-dan-eksternal

      Hapus
    3. super sekali jawaban saudara martha ... dan terimakasih telah memberikan komentarnya...
      dari beberapa sumber yang saya baca, jerawat memang dapat ditimbulakan oleh kosmetik, bagaimana kosmetik sdapat berperan..salahsatu penyebabnya dalah mikroorganisme, selain kosmetik itu sendiri...janis kulit setiap orang juga berbeda... ada yg berminyak, normal, kering dsb...tentu pemilihan kosmetiknya juga berbeda, dari penjelasan saudara nartha saya rasa sudah cukup untuk menjelaskan penyebab timbulnya jerawat.

      Hapus
  8. Mengenai artikel diatas, cukup menarik sekali bagi pengetahuan setiap kaum wanita dalam masalah kosmetik. Ternyata, tidak kalahnya bahwa kosmetik banyak mengandung bakteri, Menimbulkan pertanyaan, Kosmetik yang bagaimana menurut Anda yang baik bagi kaum wanita? sehingga tidak menimbulkan rasa gatal dan jerawatan?dan Apakah dengan mencuci muka dengan sabun muka akan lebih baik dibandingkan kosmetik?Jelaskan. Terimah kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. kosmetik yang baik dapat dilihat dari komposisi bahan-bahannya..., kemudian apakah merk kosmetik tersebut sudah diizinkan oleh BPOM sehingga konsumen dapat lebih berhati-hati dengan merk kosmetik yang belum terdaftar...
      untuk sabun muka sendiri itu termasuk kedalam kosmetik..., kalu yang saudari marta maksud adalah penggunaan sabun muka sesudah menggunakan kosmetik, tentu itu sangant baik, sebab menurut kesehatan kita dianjurkan untuk mencuci mika setelah memakai kosmetik agar wajah kita bersih kembali...

      Hapus
  9. artikel tersebut menarik terutama bagi kita perempuan yang tidak terlepas dari kosmetik :D . lalu adakah cara perawatan penggunaan kosmetik pada wajah (misalnya dengan memakai masket saat panas, memersihkan wajah saat akan tidur) ? lalu apakah ada bahan alami yang dapat digunakan untuk merawat kulit wajah ? terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk pertanyaan pertama saudari ratih saya agak kurang mengerti
      untuk pertnayaan selanjutnya...ada-ada bahan-bahan alami yang memang sejak nenek moyang kita...telah dipakai, seiring berkembangnya zaman orang-orang ingin cantik tapi praktis, itulah salah satu penyebab munculnya kosmetik
      beberapa bahan alami yg dapat dipakai adalah, bengkuang (untuk kulit) lidah buaya (untuk rambut) dan masih banyak lagi...

      Hapus
    2. saya akan sedikit membntu pertanyaan pertama dari saudari ratih, yang saya tangkap mungkin yang dimaksud adalah cara merawat wajah yang sering menggunakan alat kosmetik, yang saya tahu memakai masker saat panas atau sedang berkendara itu lebih kepada diri kita yang melindungi wajah agar tidak terkena debu ataupun bakteri yang ada di udara agar wajah kita tidak terkena penyakit seperti jerawat, nah untuk kebiasaan mencuci wajah saat akan tidur adalah untuk membersihkan wajah kita dari segala macam kosmetik yang digunakan di wajah dan membersihkan wajah dari bakteri bakteri yang menempel dari udara, karena jika peralatan kosmetik tidak dibersihkan setelah seharian menempel pada wajah akan memicu terjadinya jerawat bahkan dapat menimbulkan penyakit kanker kulit

      Hapus
  10. Super sekali..... Terimakasih atas informasinya Niha..
    Bedak termasuk kosmetik bukan? Lalu bagaimana dengan bayi yang setiap habis mandi memakai bedak? Bahkan bukan hanya di wajah tetapi di organ intim terkadang juga sering. Berbahayakah? Jika ya, lalu bagaimana solusinya?
    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. super juga pertanyaan yola ini...
      kebanyakan bayi memang menggunakan bedak di seluruh tubuhnya apalagi kalau sehabis mandi hal ini digunakan agar kulit bayi tidak sensitif apabila terkena cahaya matahari serta terjaga kelembabannya...namun pengunaan yang berlebih apalagi sampai ke organ intik sebaiknya dikurangi kadarnya sebab apabila kulit bayi tersebut sensitif maka dapat menimbulkan alergi dsb..., solusinya adalah membersihkan bekas-bekas bedak tersebut agar tidak menyebabkan daki dan bau serta tidak menimbullkan efek samping yang lain...

      Hapus
  11. Menanggapi pertanyaan yolan, dilansir dari republika.co.id menurut Dr Sodung O Pardede,DSA, dr bag kes.anak FKUI cara pemakaian bedak yg salah seperti menaburkan bedak hampir keseluruh tubuh termasuk wajah hibgga dekat mulut dan hidung memang bisa merangsang gangguan sis.pernafasan yaitu ada kemungkinan terhirupnya partikel bedak tersebut. Untuk mrnghindari resiko itu maka cara pemakaian bedaknya saat menuangkan harus jauh dari bayi dan hendaknya menaburkan bedak ke tangan kita terlebih dahulu baru mengusapkan ke tubuh bayi dengan merata. M.republika.co.id/berita/humaira/ibu-anak/13/06/17/molpgz-jangan-sembarangan-pakai-bedak-bayi-ini-berbahaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih saudari nurhasanah atas keterngan lebuh lanjutnya,... :)

      Hapus
  12. Terkait artikel tersebut saya ingin menanyakan keterkaitannya dengn artikel saya, dalam artikel saya kan menyebutkan bahwa pada perempuan lebih banyak terdapat mikroba karena, keadaan kulit perempuan lebih lembab disebabkan sering memakai pelembab baik pada wajah atupun tangan dan kaki. Nah berarti penggunaan kosmetik pelembab itu malah membuat banyak bakteri pada kulit perempuan, bagaimana anda menanggapi hal tersebut. untuk sumbernya pernyataan tersebut bisa dilihat pada blog saya.

    BalasHapus
  13. setelah membaca artikel diatas yang saya ingin tanya kan cara bakteri pada kosmetik tersebut dalam memperoleh nutrisi nya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel Bakteri non-fotosintetik

TUGAS PRAKTIKUM KOMPUTER